Bisa membuat atau menemukan solusi dari sebuah permasalahan memang sebuah anugrah yang besar. Pemecahan atas sebuah masalah ini nantinya bisa kita implementasikan dalam sebuah produk yang sudah pasti akan bisa memberikan kehidupan kepada banyak orang. Namun sebagai founder, langkah yang kamu lalui masih sangat panjang, salah satunya mungkin membuat pitch deck.

Dalam artikel sebelumnya tentang pengertian prototype, kita sudah membahas bahwa setelah ide kita temukan, dan konsepnya kita implementasikan dalam sebuah prototype, selanjutnya kita akan mencari investor untuk mendanai startup atau produk baru tersebut. Nah dalam mencari investor ini kita membutuhkan sebuah pitch deck.

Lalu apa itu pitch deck? Dan seperti apa kerangka pitching Deck yang bagus? Yuk ikuti pembahasan kami.

Apa itu Pitch Deck?

Pitch deck adalah lembaran presentasi yang akan menjelaskan atau menggambarkan seluruh rencana bisnis atau gambaran besar sebuah startup kedalam sebuah format file presentasi (seperti powerpoint). Bisa dibilang pitch deck adalah salah satu alat yang akan memudahkan kita dalam bercerita dan menarik hati investor.

Pitch deck berbeda dengan pitching. Arti pitching sendiri adalah proses saat kita bercerita mengenai startup kita pada audiens dengan bantuan pitch deck tadi. Jadi pitch deck adalah file presentasinya, dan proses bercerita tentang file presentasi bisnis tadi dinamakan pitching.

Pitching tidak hanya dilakukan dihadapn investor untuk mencari dana saja. Proses pitching juga biasa dilakukan pada audiens lain seperti rekan kerja dan juga partner lainnya.

Kerangka Pitching Deck yang Bagus

Jika kamu akan melakukan pitching, maka hal yang saat ini penting untuk kamu lakukan adalah mulai merencanakan seperti apa pitch deck yang akan kita presentasikan nanti. Dalam tahap perencanaan ini kamu harus memastikan bahwa pitch deck yang kamu buat bisa menarik hati investor.

Agar kamu bisa menyusun wining pitch deck? Berikut kerangka picth deck bagus dan menarik yang kami lansir dari skystarventures.

1. Bagian Cover

Sama seperti presentasi yang biasa kita lakukan pada saat kuliah, sebelum masuk kedalam bagian penting dari startupmu, kamu bisa memulainya dengan memperkenalkan nama, visi dan misi, logo, tagline, dan hal-hal penting lainnya mengenai informasi startup kamu.

Bagian-bagian ini bisa kamu gunakan sebagai cover untuk opening dalam presentasi kamu nantinya.

2. Jelaskan Masalahnya

Selanjutnya kamu bisa menjelaskan berbagai masalah yang akan kamu selesaikan dengan produk atau startup yang kamu tawarkan. Usahakan untuk mencantumkan masalah-masalah yang relate dan bisa dengan mudah disadari oleh audiensmu.

Menjelaskan berbagai masalah sebelum masuk ke inti bisnis ini berfungsi mengkoneksikan emotional felling audiens dengan startup kita. Dengan begitu, solusi yang akan kita tawarkan bisa diterima dengan mudah.

3. Tawarkan Solusi

Setelah audiens sudah bisa menangkap masalahnya, kemudian kita baru memberikan solusi dari permasalahan tersebut. Pada bagian ini kamu bisa memulai untuk memberikan solusi-solusi yang akan kita selesaikan dengan produk atau startup yang akan kita bangun.

Mulai jelaskan seperti apa startup kamu, seperti apa produk yang kamu tawarkan, dan sampaikan juga berbagai perbedaan ketika calon pelanggan menggunakan produk kamu dan tidak menggunakan produkmu.

4. How its Work

Pembukaan sudah selesai, jika kamu bisa merencang pembukaan tadi dengan baik, audiens seharusnya makin tertarik dengan startup kamu. Lanjutkan pada panduan atau step by step menggunakan produk kamu.

Pada bagian ini kita harus benar-benar bisa menjelaskan penggunaan produk kita dengan detail. Pastikan tidak ada bagian yang terlewat sehingga investor atau audiens lainnya bisa membayangkan dan menangkap semua bagian dengan baik.

5. Traction

Setiap investor memang sangat tertarik untuk berbicara tentang revenue, namun jangan dulu berbicara tentang ini, kamu bisa memulai membahas tentang traction dari startup kamu terlebih dahulu, atau bagaimana kemampuan startup kamu dalam melakukan monetisasi.

Dalam tahap ini kamu juga bisa menjelaskan apa saja yang sudah kamu lakukan, produk atau startup kamu sudah menyentuh siapa saja, dan bagaimana penjualan atau prospeknya.

6. Market Opportunity

Tahan lagi untuk berbicara tentang revenue, kamu bisa memulai untuk membahas market opportunity atau seberapa besar peluang yang bisa diraih oleh produk dari startup yang akan kamu bangun.

Dalam tahap ini kamu harus menjelaskan apakah ada peluang yang bisa diraih dari startup ini? Dan kalau ada seberapa besarnya? Agar lebih meyakinkan, kamu bisa menjelaskan juga siapa saja pengguna dari startup kamu.

7. Market Landscape

Setelah menjelaskan tentang seberapa besar peluangnya, kamu bisa melanjutkan dengan membahas market landscape dari startup kamu agar investor atau audiens menjadi lebih paham tentang gambaran pasar yang ada dari startup kamu.

Jelaskan dengan data yang valid, kamu bisa mempresentasikan beberapa bagian dari starup kamu seperti posisi startup, kompetiror, dan kondisi pasar saat itu dan masa yang akan datang.

8. Projection

Usahakan bagian ini juga kamu jelaskan dengan data, kamu bisa mempresentasikan mimpi atau goal dari startup kamu seperti akan menjadi dan sebesar apa startup yang kamu buat saat ini? Proyeksi dari startup ini bisa kamu buat dalam bentuk diagram yang menjelaskan proyeksi startup dari tahun ke tahun.

9. Revenue

Setelah itu kamu bisa mulai untuk menjelaskan akan seperti apa pendapatan dari startup kamu. Perlu kita ketahui bersama bahwa investor rata-rata adalah orang yang sangat realistis, jadi klaim revenue ini harus berdasarkan data.

Kamu bisa menjelaskannya dengan berbagai info lainnya seperti dari mana saja pendapatannya, dan sebesar apa, misalkan dari iklan, fee penjualan dari masing-masing vendor, ataupun sumber pendapatan lainnya.

10. Dream Team

Setelah membahas tentang revenue, selanjutnya kita akan masuk dalam bagian penutup, dan kamu bisa mulai untuk bercerita tentang orang-orang dibalik startup kamu. Disini kamu bisa menceritakan siapa saja orang dibalik startu tersebut, dan kenapa investor haru percaya dengan orang-orang tersebut.

Selain itu kamu juga bisa menjelaskan seperti apa team ideal untuk menjalankan ini, sehingga membutuhakn suntikan modal dari mereka.

11. Slide Tambahan

Kamu juga bisa menambahkan beberapa slide tambahan (appendix) yang mungkin akan dibutuhkan oleh investor atau audiens terkait startup kamu. Beberapa slide tambahan yang bisa kamu lampirkan seperti pengelolaan keuangan, testimoni, finansial, sampai dengan product roadmap.

12. Action Part

Ini adalah bagian akhir dari presentasi, kamu bisa membuat penutupan yang menarik lengkap dengan sebuah ajakan agar audiens senang hari berkonstribusi dengan startup kamu. Ini sangat penting, karena bagaimanapun tujuan kamu dari pitching adalah untuk mendapatkan pendanaan dari mereka.

Itulah pengertian pitch deck dan kerangka atau konsep picth deck yang bagus untuk menarik hati seorang investor. Apakah ada bagian yang masih belum bisa kamu pahami? Jika ada, kamu bisa mengajukan pertanyaan pada kolom komentar yaa.

[Tanya+Jawab]

Apa Bedanya Pitch Deck dan Pitching?

Pitching adalah proses presentasinya, sedangkan pitch deck adalah alat atau media yang digunakan untuk presentasi.

Apakah Pitching hanya dilakukan pada investor?

Seperti yang sudah kami jelaskan dalam artikel ini, pitching juga bisa dilakukan pada pihak lainnya, salah satunya rekan bisnis.

Seperti apa Pitch Deck yang bagus?

Kamu bisa melihat konsep pitch deck yang bagus melalui artikel kita kali ini.

Baca juga artikel menarik kami lainnya seperti brand ambasador atau artikel lainnya di kategori bussines dictionary

Dapatkan info hot seputar anime dan chit chat bareng pencinta anime lainnya dengan bergabung di grup Telegram "Fandom Anime Indonesia" yang dikelola oleh Divedigital.ID melalui link berikut: https://t.me/fandomanimeid

Write A Comment