Jika kita berbicara tentang contoh bisnis platform digital, maka satu kata yang terlintas adalah Google, kata itu sudah merasuk dalam kebudayaan manusia abad 21. Google lebih dari sekadar hebat dalam membangun brand awareness perusahaannya. Mereka berhasil masuk dalam cara hidup masyarakat modern. Bahkan secara tak sadar, hampir semua akivitas masyarakat dunia maya dan dunia nyata mengalir dan berkaitan dengan Google.

Google juga menjadi lokomotif revolusi industri terbaru, kita menyebutnya sebagai revolusi Industri 4.0. Sebuah revolusi yang mengubah tatanan ekonomi dunia, dan membuka peta persaingan bisnis digital. Sebuah persaingan bisnis yang melahirkan ratusan ribu startup digital, yang bertahan dan terus berkompetisi menjadi unicorn, dualcorn, dan seterusnya.

Kini Google sudah menjadi horseman dalam bisnis dunia. Hebatnya, Google tidak berhasil sendirian, mereka juga berhasil membuka pintu keberhasilan pihak lain yang ikut menari dalam platformnya. Dan inilah yang membuat kita patut untuk belajar bisnis dari masterpiece di abad 21 ini.

Belajar Membuat Perusahaan Platform Digital dari Google

Bagaimana rahasia Google sukses dalam membesarkan produknya? Bagaimana Google berhasil memenangkan persaingan dan membuat orang lain ikut menang dalam bisnis mereka? Bahkan Google juga berhasil tidak memberi jalan sedikitpun bagi pesaingnya untuk berkembang. Di artikel ini, kita akan ulas habis rahasia sukses itu, selanjutnya anda bisa pelajari dan bisa anda terapkan di bisnis digital anda sendiri.

1. Bukan sekadar produk, tapi platform berbisnis

Perbedaan bisnis konvensional dan digital adalah apa yang diperdagangkan. Pada bisnis konvensional, anda akan dituntut membuat produk terbaik dan memasarkan dengan baik. Namun pada bisnis digital, anda tidak boleh sekadar memproduksi produk. Anda dituntut membuat platform berbisnis.

Perbedaan produk dan platform dalam bisnis adalah keterlibatan anda dengan pelanggan. Apabila anda hanya memproduksi suatu barang atau jasa, tanpa melibatkan pelanggan, untuk selanjutnya dikonsumsi masyarakat, berarti anda baru memproduksi produk. Produk dikonsumsi pelanggan sekadar untuk menyelesaikan atau memenuhi kebutuhannya.

Sedangkan platform lebih dari itu. Platform digunakan pelanggan bukan sekadar untuk menyelesaikan masalah atau kebutuhan jangka pendek. Melainkan, meningkatkan kualitas kehidupan pelanggan, dan memberikan colateral demage soft skill bagi pelanggan untuk mengembangkan karir atau usahanya.

Platform membuat anda dan pelanggan berkembang bersama-sama. Semakin tinggi taraf hidup pelanggan yang terbantu karena menggunakan platform anda, semakin tinggi pula value platform anda. Selain itu pelanggan juga berkontribusi memberikan komentar dan saran perbaikan untuk semakin meningkatkan kualitas platform anda. Dan pada akhirnya, kedua pihak sama-sama menang dalam bisnis ini. Itulah yang disebut platform berbisnis.

Jika kita berbicara contoh bisnis berbasis digital, kita bisa melihat bagaimana Google dalam mengembangkan platform nya. Google memiliki salah satu model bisnis yang disebut Software as a Service (SaaS). Google mengembangkan platform berupa software yang bermanfaat untuk melakukan beragam hal secara terpisah.

Google Docs, Google Spreadsheet, Google Drive, Google Calendar, Google Hangout, dan Gmail adalah software yang bisa kita gunakan secara Cuma-cuma. Beberap software tadi sangat bermanfaat bagi pelanggan dalam meningkatkan kualitas kerja. Dan pasti sudah sangat banyak pelanggan yang terbantu, termasuk kami.

Semua software tersebut diberikan akses secara gratis oleh Google untuk diakses secara personal dan terpisah. Namun, bukan cuma pelanggan personal yang merasakan manfaatnya. Sangat banyak perusahaan di dunia merasakan manfaat menggunakan platform tersebut dan menginginkan semua software terpisah tadi di bundel dalam satu aplikasi dengan fitur eksklusif.

Di sinilah Google berbisnis. Google membundel semua software tadi dalam satu aplikasi bernama Google App. Lalu perusahaan membayar 5 USD per bulan untuk satu user. Perusahaan dengan senang hati merogoh krosceknya untuk meningkatkan produktivitas karyawan. Perusahaan tentunya untung ketika karyawannya produktif. Google pun juga demikian. Itulah platform berbisnis Google. Saling menguntungkan.

2. Teguh Mempertahankan Corporate Culture

Anda tentu tahu bahwa pelanggan setia itu nyata dan ada dalam usaha digital. Mereka bukan sekadar pelanggan. Mereka adalah fans berat perusahaan dan semua platform yang anda sediakan. Bagi mereka, platform anda adalah yang terbaik, meskipun banyak pesaing serupa.

Pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimana cara mendatangkannya? Kalau sudah ada, bagaimana cara menjaga kesetiaannya? Pertanyaan yang susah-susah gampang untuk dijawab tentunya.

Salah satu kiat paling terbukti dalam dunia bisnis dalam mempertahankan kesetiaan pelanggan adalah menyebarluaskan filosofi organisasi dan corporate culture. Nilai-nilai itu bisa saja berupa nilai-nilai idealisme anda dalam menjalankan bisnis, atau nilai-nilai perjuangan bisnis anda yang cocok untuk kalangan tertentu.

Jadikan filosofis dan kultur perusahaan tadi masuk ke dalam platform yang anda sajikan. Buat pelanggan merasa cocok dengan nilai yang anda sajikan di tiap platform. Dan jaga nilai-nilai fundamental itu, tidak berubah sampai kapanpun.

Dan seperti itulah Google. Google dikenal dengan nilai-nilai idealismenya untuk mewujudkan kemudahan dan kesederhanaan, namun melejitkan potensi hingga tak terbatas dalam berinternet.

Sejak tahun 1997, desain mesin pencari Google tidak diubah. Tetap sederhana, dan mudah digunakan. Desain itu dipertahankan hingga kini.

Namun bukan berarti demi mempertahankan nilai, Google tidak meningkatkan performa. Google jelas meningkatkan akurasi, kecepatan, dan kapasitas database dari mesin pencarinya (kalau anda kenal dengan SEO, Algorithm adalah cara Google meningkatkan kualitas). Bahkan kini, indeks pencarian google sudah mencapai 100 juta gigabit. Menjaga nilai itu sama harusnya dengan meningkatkan performa platform bisnis.

3. Berkembang Bersama Pelanggan

[eckosc_annotation title=”” text=””][/eckosc_annotation]
[eckosc_annotation title=”Bisnis digital adalah bisnis yang terus berkembang. Pemain yang stagnan tertinggal, yang terlambat akan jatuh, dan yang ambisius akan perlahan hilang ” text=”Hermawan”][/eckosc_annotation]

Bagian ini sudah sedikit kami singgung diatas, namun kami harus menyinggungnya kembali. Bisnis digital yang dinamis ini menuntut anda senantiasa mempersiapkan perubahan dan peningkatan kualitas. Pastikan anda melakukan perubahan-perubahan itu bersama pelanggan. Karena hanya pelangganlah yang tahu apa yang sebenarnya mereka butuhkan. Hanya pelanggan yang tahu perubahan seperti apa yang dapat membuat platform anda lebih baik.

Perubahan dalam platform bisnis digital setidaknya dapat dibedakan menjadi dua. Pertama, perubahan untuk mengatasi masalah. Kedua, perubahan untuk meningkatkan kualitas. Untuk itu, Google juga punya dua contoh yang bisa kita pelajari untuk merespon tiap perubahan yang dibutuhkan.

Perubahan pertama, berubah untuk mengatasi masalah, bukan bug yang sifatnya teknis, namun masalah yang lebih besar. Mungkin anda pernah ingat dulu, dosen atau guru anda pernah berkata.

Jangan ambil referensi dari google. Karena informasi yang ada di google adalah sampah. Tidak valid dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Jelas itu adalah masalah bagi Google. Dan mereka meresponnya dengan melakukan perubahan. Google melakukan perubahan ekstrem pada sistem algoritmanya (SEO). Sehingga benar-benar memastikan informasi yang tersaji kepada pengguna, diurutkan dengan ketat berdasarkan kualitasnya.

Selain itu mereka Google juga mengembangkan Google Scholar atau Google Cendikia yang merupakan mesin pencari khusus untuk penelitian ilmiah. Semua informasi di sana merupakan produk-produk penelitian yang jelas dapat dipertanggungjawabkan validitasnya.

Perubahan kedua, berubah untuk meningkatkan kualitas. Google senantiasa melakukan perubahan untuk meningkatkan kualitas layanannya. Istimewanya, tiap perubahan untuk urusan ini selalu melibatkan pelanggan. Bisa kita lihat dari konsistensi Google untuk meluncurkan versi Beta dari tiap platform yang dibuatnya.

Platform versi Beta adalah platform yang masih dalam pengembangan. Namun Google memberikan pelanggan akses untuk mencobanya, lalu memberikan masukan tentang perubahan-perubahan apa saja yang mesti dilakukan agar platform tersebut maksimal.

Hal ini jelas mendobrak budaya bisnis konvensional yang mengharuskan hanya produk yang sudah sempurna yang boleh diluncurkan. Bisnis digital sebaliknya, pelanggan anda perlu berkontribusi untuk mengembangkan platform perusahaan. Karena pada akhirnya, platform tersebut pelanggan juga yang akan gunakan.

Kenyamanan dan kesempurnaan versi merekalah yang perlu kita sajikan. Bukan kesempurnaan menurut kita sendiri. Jadi, berubahlah bersama pelanggan, untuk kepentingan pelanggan. Dan pelanggan tak akan ragu untuk selalu setia menemani perubahan anda.

4. Tidak Menguasai Seluruh Sumberdaya

Bisnis konvensional memberlakukan sebuah doktrin kompetisi untuk memenangkan dan menguasai sebanyak mungkin. Perusahaan-perusahaan dalam bisnis konvensional didorong untuk berkompetisi saling berebut, dan menguasai sumber daya yang terbatas sebanyak mungkin. Lalu menggunakannya eksklusif hanya untuk keuntungan mereka.

Google mendobrak hal tersebut dan membuat ekosistem usaha digital sangat berbeda jauh. Alih-alih menguasai sumberdaya, Google justru bekerjasama dan membukan sumberdayanya untuk dimiliki oleh pihak lain. Ketika pihak ketiga itu maju, Google pun ikut terangkat.

Ambil contoh dari bagaimana Google tidak serakah mengembangkan layanan platform as a service (PaaS). Layanan ini membuat Google memberikan ruang kepada programmer atau developer untuk dapat menggunakan server Google untuk membuat, mengembangkan, dan memasarkan program mereka sendiri.

Server tersebutpun dapat digunakan dengan menggunakan beragam bahasa pemrograman, sehingga semua programmer dan developer dapat dengan nyaman menggunakan server Google.

Kalau Google adalah pemain konvensional, bisa saja Google menutup akses pada servernya dan hanya memberikan akses pada server secara terbatas dan dengan syarat tertentu. Mengingat cloud adalah salah satu aset sumberdaya paling penting di internet.

Google bisa saja menyimpan server tersebut hanya untuk digunakan oleh dirinya sendiri, dan khusus untuk membuat program-program bawaan Google saja. Google bisa juga memberlakukan syarat bahasa dan teknik pemrograman tertentu saja, yang Google keluarkan sendiri ataupun mendapat hak guna berbayar darinya, untuk  dapat digunakan dalam memanfaatkan servernya.

Tapi inilah bisnis digital. Semakin anda berbagi, semakin anda bermanfaat. Maka akan semakin tinggi pula valuasi dan keuntungan yang akan diperoleh perusahaan anda.

5. Berinvestasi pada Ketidakmungkinan

Pusing membaca sub heading terakhir dari ulasan kami, tunggu dulu, hal diatas bukan isapan jempol, namun juga bukan hal terakhir yang dapat anda pelajari dari keyakinan dan keberanian mereka untuk berinvestasi pada ketidakmungkinan.

Sejak dulu Google sudah biasa berinvestasi, mengembangkan, bahkan mengakuisisi banyak platform di internet. Platform yang kita kenal sekarang seperti Blogger, Youtube, Google Maps, awalnya bukanlah platform asli yang dikembangkan oleh Google.

Sebut saja Android. Operation System ponsel pintar yang menguasai pasar OS gawai bersama dengan IOS. Kalau kita mundur beberap tahun ke belakang, saat Android masih mulai merintis, semua produk ponsel saat itu menertawakan mereka.

Saat itu Android diklaim sebagai platform yang tidak mungkin mendapat tempat di pasar. Karena pasar saat itu sudah dikuasai oleh Nokia. Namun akhirnya, kita tahu siapa pemenangnya, dan itu bertahan cukup lama meskipun mereka menari dalam dunia yang dikenal sangat dinamis. Luar biasa bukan?

Google tahu, saat itu mungkin Android memang menjadi platform yang tidak mungkin untuk diserap pasar. Namun Google tahu, pasar selalu dinamis, hal yang tidak mungkin dan tak diperhitungkan bisa menguasai pasar di masa depan.

Hingga saat ini, Google masih tetap begitu. Mereka berinvestasi pada banyak platform yang untuk saat ini terlihat tidak mungkin. Seperti Google Loon, Google Nest, Project Ara, dan banyak proyek lainnya. Semua platform tersebut memang tidak didesain untuk memenangkan pasar saat ini, tapi untuk memenangkan pasar lima atau sepuluh tahun lagi.

Dan begitulah memang seharusnya bersaing dalam bisnis digital. Sanggupkah anda jeli melihat peluang? Sanggupkah anda berinvestasi pada proyek-proyek platform yang terlihat tidak mungkin untuk laku saat ini? Anda menyiapkan sebuah platform yang aneh saat ini, namun akan menjadi penguasa pasar pada masanya nanti.

Google adalah contoh usaha digital nyata dan sudah menjelma menjadi raksasa dengan sejuta produknya. Semoga pelajaran ini bermanfaat untuk anda yang sedang bertarung dalam persaingan bisnis digital. Mari, bersama kita bisa berbuat banyak untuk membuat platform berbisnis yang lebih baik. Semoga

Baca juga artike menarik tentang Pentingnya Visi Bisnis Invinity Game atau artikel lainnya di materi teknologi digital

Author

4 Comments

  1. Ety Budiharjo Reply

    Jadi makin semangat untuk membangun bisnis digital. TKS sharingnya

Write A Comment