Bisnis terus berjalan, yang punya jalan-jalan

Divedigital.ID

Diatas adalah salah satu kutipan yang sering digunakan untuk menggambarkan betapa menggiurkan menjadi seorang pengusaha. Namun, untuk menggapai kesuksesan dalam berbisnis, dibutuhkan keteguhan tekad, mental yang kuat, dan strategi yang matang.

Terlebih, perkembangan bisnis sekarang yang sering seperti rollercoaster, mengalami pasang surut akibat keadaan yang tidak terduga tentu bukan merupakan tantangan yang kecil. Misalnya dengan kondisi pandemi yang membuat daya beli menjadi menurun, arus kas yang mulai tidak menentu, hingga strategi pemasaran yang juga harus berganti.

Itulah mengapa menyusun strategi usaha sangat penting untuk pertumbuhan dan keberlangsungan bisnis. Yang perlu digaris bawahi, strategi usaha ini berbeda dengan strategi pemasaran. Apa sih perbedaannya dan apa saja strategi pertumbuhan usaha yang penting untuk dilakukan? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini, ya!

Apa Sih Sebenarnya Strategi Usaha Itu?

Banyak yang berpikir bahwa strategi usaha sama dengan strategi pemasaran, padahal kedanya cukup berbeda. Perbedaan mendasar dari keduanya adalah, strategi pertumbuhan usaha tidak hanya mencakup rencana pemasaran seperti, menjalankan SEO seperti yang dilakukan oscas.co.id, membuat iklan, atau menjalankan tes CRO (convertion rate optimization) pada website.

Strategi pertumbuhan usaha adalah peta jalan yang berisi jalan atau arahan yang akan membawa bisnis dari “tempat saat ini” ke “tempat yang diinginkan” di masa depan.

Jadi, strategi usaha ini lebih dari sekadar pemasaran, yakni strategi yang menguraikan segala sesuatu yang diperlukan agar bisnis terus tumbuh, melibatkan semua departemen perusahaan, dan ditujukan untuk mengembangkan perusahaan dalam berbagai sudut (pendapatan, sumber daya manusia, dan sebagainya).

7 Strategi Mengembangkan Usaha yang Terbukti Efektif

Membuat strategi untuk mengembangkan usaha tidak bisa sembarangan. Pasalnya, ada begitu banyak hal yang turut menentukan kesuksesan bisnis. Lalu, dari mana sebaiknya untuk memulainya? Anda bisa menyimaknya pada uraian berikut ini, ya!

1. Membuat template strategi usaha

Jangan langsung memulai strategi tanpa perencanaan dan membuat rancangan atau template dari langkah yang akan diambil. Jika bingung, saat ini sudah banyak tersedia template strategi mengembangkan usaha yang bisa diunduh secara gratis. Di dalamnya sudah berisi petunjuk yang akan mempermudah, jadi Anda tinggal mengisinya.

Silahkan manfaatkan berbagai platform gratis yang ada di internet, anda bisa memanfaatkan berbagai template yang ada disana untuk bisnis anda.

2. Memilih fokus area pengembangan usaha

Terdengar menyenangkan dan bersemangat saat ingin mengembangkan usaha. Namun, sisi apa yang sebenarnya ingin Anda kembangkan? Strategi mengembangkan usaha yang baik, perlu mengasah area pertumbuhan tertentu. Beberapa yang bisa Anda pilih antara lain:

  • Pertumbuhan jumlah karyawan.
  • Perluasan ruang kantor, ritel, atau gudang saat ini.
  • Penambahan lokasi atau cabang bisnis baru
  • Ekspansi ke wilayah, lokasi, kota, atau negara baru.
  • Penambahan produk atau layanan baru.
  • Peningkatan penjualan
  • Memperluas lokasi pembelian (menjual di toko baru atau meluncurkan toko online).
  • Pertumbuhan pendapatan atau laba.

Ada kemungkinan bahwa rencana pengembangan bisnis mencakup beberapa poin yang telah diuraikan di atas. Misalnya, meningkatkan penjualan yang juga berimbas pada pertumbuhan pendapatan, atau pembukaan cabang baru dan penambahan jumlah karyawan untuk mendukung peningkatan penjualan. Dengan mengetahui secara jelas apa yang akan dikembangkan, tentu akan mempermudah dalam membuat strategi yang matang.

3. Melakukan riset pasar

Setelah memilih apa yang ingin Anda kembangkan, Anda juga harus menguraikan mengapa Anda ingin tumbuh di area tersebut dan apakah hal tersebut layak untuk dikembangkan.

Nah, melakukan riset pasar dan industri adalah cara terbaik untuk menentukan apakah hal tersebut layak atau tidak. Misalnya dengan melakukan survei pada pelanggan dan calon pelanggan, bisa juga dengan meneliti dari kompetitor. Pengetahuan dan fakta yang Anda temukan dalam langkah ini akan membentuk ekspektasi dan goals perusahaan.

4. Menetapkan goals

Merencanakan perkembangan bisnis sama dengan merancang perjalanan, akan jauh lebih mudah jika sudah mengetahi tujuan akhirnya. Jika Anda sudah memprediksi berapa jumlah penghasilan jangka panjang dari bisnis yang akan dijalankan, itu akan lebih baik. Dengan begitu, perusahaan akan lebih mudah menentukan langkah apa yang akan diambil untuk mencapainya.

Tapi yang perlu diingat, goals yang ditetapkan boleh ambisius, boleh setinggi-tingginya, namun harus tetap realistis. Lalu, bagaimana cara menetapkan tujuan itu? Pertama, petakan tujuan jangka panjang yang ingin dicapai, 10 tahun lagi misalnya. Untuk melakukannya, tanyakan pada diri sendiri pertanyaan-pertanyaan berikut ini

  • Dimana Anda melihat diri Anda dan perusahaan Anda sepuluh tahun lagi?
  • Seberapa banyak bisnis perlu dikembangkan?
  • Berapa banyak pendapatan yang Anda harapkan dari perusahaan Anda?
  • Berapa banyak karyawan yang Anda butuhkan?

Nah, baru setelah menetapkan tujuan jangka panjang, lanjutkan dengan menetapkan realitas target perusahaan dalam lima tahun, tiga tahun, dan satu tahun untuk mencapai tujuan sepuluh tahun itu. Anda bisa memulainya dengan menyusun hipotesis lima tahun yang akan membantu Anda untuk bisa memetakan target di tahun ke empat, tiga, dua, dan satu.

5. Menentukan metode, alat ukur, dan alur pemasukan

Setelah memetakan goals, selanjutnya uraikan bagaimana Anda bisa mencapai tujuan tersebut. Tulis dengan rinci strategi mengembangkan usaha Anda mulai dari metode, alat ukur, hingga alir pemasukan.

Jangan lupa juga untuk menentukan KPI (Key Performance Indicator), sebagai alat ukur yang dapat menggambarkan seberapa efektif  jalannya perusahaan untuk mencapai tujuan tersebut. Itulah mengapa penting untuk mengidentifikasi setiap pemasukan dan pengeluaran perusahaan. Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan, yaitu:

A. Menentukan North Star Metric (NSM)

North Star Metric dikenal juga dengan One Metric That Matters (OMTM), merupakan konsep atau tolok ukur yang banyak digunakan oleh start up untuk membantu mengontrol pertumbuhan usaha. Metrik ini berisi angka yang paling mewakili penilaian pelanggan pada produk atau jasa yang Anda tawarkan.

Namun perlu diingat, NSM yang dipilih harus memiliki korelasi langsung dengan pendapatan dan tujuan retensi perusahaan. Berikut beberapa contoh NSM pada berbagai jenis usaha:

  • Nilai kepuasan pelanggan (untuk bisnis ecommerce)
  • Pendapatan bulanan (untuk bisnis SaaS dan B2B)
  • Total waktu tonton (untuk bisnis media)
  • Total waktu menginap (untuk bisnis perhotelan)

Setelah menentukan NSM, langkah selanjutnya adalah mengetahui bagaimana kinerja perusahaan terhadap metrik. Dengan begitu, Anda bisa menentukan beraa banyak angka yang perlu ditingkan untuk bisa mencapai target jangka panjang.

B. Mengatur OKR  (Objective & Key Result)

OKR merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengukur manajemen kerja. OKR ini mengacu pada metrik (tolok ukur) yang dapat memengaruhi goals perusahaan. Metode OKR telah banyak digunakan di perusahaan raksasa seperti Google, Twitter, Spotify, Airbnb, hingga LinkedIn.

Sesuai namanya, OKR terdiri dari Objective dan Key Results. Objective merupakan deskrisi singkat tentang goals perusahaan. Key results, merupakan seperangkat alat ukur untuk mengukur seberapa jauh kemajuan perusahaan. Nah, key results inilah yang akan dikonversi menjadi angka yang bisa terukur.

Untuk mengatur OKR, banyak pendiri startup yang mengikuti prinsip AARRR (Acquisition, Activation, Retention, Revenue, dan Referral). Kesemuanya digunakan untuk memengaruhi metrik agar lebih mudah mencapai target. Metode OKR ini akan sangat membantu perusahaan untuk mengevaluasi usaha untuk pencaatai target.

6. Jalankan strategi

Dengan tujuan yang telah ditetapkan, sumber daya yang ada, serta perencanaan yang matang, kini saatnya menjalankan strategi tersebut. Pastikan membagi tugas dengan jelas untuk setiap tim, dan lakukan komunikasi secara terbuka.

Tentunya menjalankan strategi mengembangkan usaha tidak semudah kelihatannya, akan ada banyak tantangan di setiap jalan. Secara realistis, memang tidak akan ada eksperimen strategi yang berjalan dengan sempurna, namun jika Anda bisa menghindari eksperimen yang membutuhkan tenaga tinggi dan hasil rendah, itu berarti Anda sudah setengah jalan. Cara validasi bagaimana? Simak di poin selanjutnya, ya!

7. Validasi strategi usaha

Memecah proyek yang besar dan melakukan tes menggunakan MVT (minimum viable test) adalah salah satu cara yang bisa dipakai untuk memvalidasi apakah proyek yang sedang dijalankan layak atau tidak. Nah, sasaran saat melakukan MVT ialah eksperimen atau proyek yang membutuhkan sedikit usaha namun hasil yang tinggi. MVT akan sangat membantu menilai keberhasilan strategi di tengah proses yang sedang berlangsung.

Selain itu, Anda juga bisa membandingkan hasil awal yang telah didapat dengan perkiraan yang telah diproyeksikan sebelumnya, apakah strategi tersebut layak, atau masih ada yang perlu disesuaikan.

Itulah 7 strategi mengembangkan usaha yang sudah terbukti efektif. Namun, yang perlu diingat, tidak ada kesuksesan yang akan diraih dalam waktu semalam. Semua membutuhkan konsistensi dan kerjasama dari setiap tim.

Seperti yang pernah dikatakan “Biz” Stone, pengusaha, co-founder, dan Direktur Kreatif Twitter Inc, bahwa, “Waktu, ketekunan, dan percobaan selama sepuluh tahun akan membuat Anda terlihat seperti sukses dalam semalam.” Selamat mencoba dan semoga berhasil!

Baca juga artikel menarik kami lainnya seperti Kampanye Viral di Media Sosial atau artikel lainnya di kategori Tips Bisnis

Dapatkan info hot seputar anime dan chit chat bareng pencinta anime lainnya dengan bergabung di grup Telegram "Fandom Anime Indonesia" yang dikelola oleh Divedigital.ID melalui link berikut: https://t.me/fandomanimeid

Write A Comment