Arti Kata

Bioindikator Adalah? Pemanfaatan dan Contoh Spesies

Pinterest LinkedIn Tumblr

Apa itu bioindikator?

Bioindikator adalah sebuah kelompok atau komunitas organisme dimana fungsi, populasi, serta status keberadaan atau perilakunya memiliki korelasi yang besar terhadap kondisi lingkungan yang dapat digunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui kondisi lingkungan.

Bioindikator pada dasarnya berasal dari dua kata yakni Bio dan indikator. Bio sendiri merujuk pada makhluk hidup sedangkan indicator disini artinya merupakan variabel yang bisa digunakan untuk melihat dan mengevaluasi keadaan atau status yang memungkinkan untuk dilakukan pengukuran terhadap sebuah perubahan dari waktu ke waktu.

Pada dasarnya biological monitor atau Biomonitor adalah organisme yang bisa memberikan kita informasi kuantitatif tentang kualitas sebuah lingkungan. Oleh sebab itu, biomonitor yang baik adalah yang bisa menunjukan keberadaan polutan lengkap dengan beberapa informasi tambahan seperti jumlah dan intensitas paparan.

Pembagian Bioindikator

Selama ini, bioindikator bisa kita bagi menjadi dua bagian, yakni:

  • Bioindikator Pasif: Bioindikator Pasif merupakan sebuah spesies organisme atau penghuni asli dari sebuah habitat yang bisa menunjukkan adanya perubahan dan bisa diukur pada sebuah lingkungan yang sedang berubah di biotop (detektor). Sedangkan perubahan yang dapat diukur tersebut seperti perilaku, morfologi, sampai kematian).
  • Bioindikator Aktif: Bioindikator aktif merupakan sebuah spesies organisme yang memiliki sensitivitas tinggi terhadap polutan, yang biasanya digunakan untuk mengetahui atau memberikan peringatan dini terhadap suatu perubahan.

Pengambilan Informasi

Bioindikator merupakan bagian dari respon biologis dari sebuah spesies yang bisa menunjukan keberadaan polutan yang biasanya diiringi dengan munculnya gejala atau respon yang khas, yang bisa diukur, karena hal inilah bioindikator lebih kualitatif.

Untuk bisa digunakan sebagai pemberi informasi terhadap perubahan lingkungan, spesies bioindikator bisa dilakukan dengan beberapa cara, dimulai dari fisiologis, kimiawi, sampai dengan perilaku.

Lebih jauh, beberapa informasi dari spesies bioindikator dapat kita simpulkan melalui:

  • Kandungan unsur atau senyawa tertentu dalam tubuh.
  • Struktur morfologi.
  • proses metabolisme biokimianya.
  • perilaku.
  • struktur populasi.

Selama ini memang sudah banyak peralatan buatan yang bisa menilai atau mengukur kualitas sebuah lingkungan, namun bioindikator juga memiliki peran yang tidak kalah penting, karena bagaimanapun indikator terbaik dari sebuah status spesies atau sebuah sistem adalah spesies-spesies itu sendiri.

Melalui Bioindikator, kita bisa mendapatkan efek biotik yang sifatnya tidak langsung dari sebuah polutan, yang kadang pada pengamatan fisik atau kimia tidak terdeteksi.

Pemanfaatan atau Penggunaan

Prosesnya dimulai dengan mengumpulkan data yang menggambarkan kondisi biotik pada sebuah lokasi yang sudah ditentukan. Lokasi yang hendak dijadikan sampel harus minimal akan ganguan, misalnya gangguan dari antropogenik, perubahan penggunaan lahan, atau terjadi invasi oleh spesies lain.

Kondisi biotik dari spesies indikator selanjutnya akan diamati dari waktu ke waktu yang kemudian dibandingkan di wilayah lain untuk melihat kesehatan lingkungan.

Namun bioindikator juga memiliki keterbatasan, salah satunya teknik ini tidak cocok ketika digunakan pada lingkungan dengan biotik yang cukup beraneka ragam. Maka dari itu, penting untuk memastikan bahwa set index dan kondisi lingkungan memang relevan dengan bioindikator.

Syarat bioindikator yang baik

Tidak semua organisme bisa dijadikan bioindikator, dan berikut beberapa syarat agar sebuah organisme bisa menjadi bioindikator yang baik:

  • Organisme yang mudah untuk dilakukan identifikasi dan pengamatan secara mikroskopis, dianalisa, atau diawetkan.
  • Organisme yang bisa kita jumpai di banyak tempat, sehingga ada wilayah lain yang bisa digunakan sebagai pembanding.
  • Spesies memiliki sensitivitas yang tinggi, namun juga memiliki daya tahan yang baik dan mencerminkan respon biotik yang umum.
  • Spesies tersebut memiliki siklus hidup yang panjang dan memungkinkan untuk diuraikan dalam perubahan yang sifatnya sementara akibat adanya gangguan.
  • Spesies yang bisa mewakili sumber data untuk menilai kondisi lingkungan dalam “indeks biotik” atau pendekatan lain layaknya multi numeric.

Contoh Bioindikator

Melalui pembahasan diatas dapat kita ketahui bahwa bioindikator merupakan komunitas organisme yang keberadaanya bisa digunakan untuk mendeteksi kondisi lingkungan. Dan berikut beberapa contoh organisme yang masuk kedalam bioindikator.

Invertebrata: salah satu bioindikator yang baik adalah invertebrata air yang biasanya hidup di perairan dalam. Ini merupakan salah satu hewan yang bisa digunakan sebagai bioindikator yang baik untuk watershed, alasannya karena bisa dilakukan dengan mudah dalam laboratorium, memiliki siklus hidup yang lebih dari setahun, tidak memiliki gerak yang aktif, dan juga bisa digunakan sebagai integrator terhadap kondisi lingkungan.

Katak: Katak merupakan salah satu hewan yang cukup sensitif terhadap perubahan yang ada di habitatnya, baik untuk air atau perubahan akibat kontaminasi udara, dan tentu saja kata termasuk salah satu bioindikator yang baik untuk menilai kondisi lingkungan.

Raflesia Arnoldi: bunga ini juga termasuk bioindikator yang bisa digunakan untuk menunjukkan waktu dan lokasi atau hewan, dimana raflesia arnoldi umumnya sering tumbuh pada wilayah yang menjadi jalur migrasi babi.

Artikel Lainnya

Write A Comment