Bahasa Jawa

Arti Kata Saru dalam Bahasa Jawa yang Sebenarnya

Pinterest LinkedIn Tumblr

Jika kamu bukan orang Jawa dan kebetulan sering bergaul dengan orang-orang jawa, kamu mungkin pernah dinasehati oleh orang tua yang ada disana dengan berkata “ojo ngono, saru iku”. Ini adalah sebuah kalimat perintah yang meminta kamu untuk tidak melakukan hal seperti itu lagi, namun apa arti saru bahasa jawa itu sendiri? Apakah sama dengan desifinisi saru yang ada di KBBI?

Karena banyak yang bingung dengan istilah saru dalam bahasa jawa, kami dalam kesempatan kali ini akan mengulasnya. Jadi untuk kamu yang masih bingung dan penasaran artinya silahkan simak ulasan kami berikut ini.

Arti Kata Saru dalam Bahasa Jawa

Saru adalah segala perbuatan atau ucapan yang tidak pnatas untuk dilakukan. Saru dalam bahasa jawa memiliki konotasi yang negatif dan tidak sesuai dengan tata krama, budaya, atau aturan-aturan lain yang ada dalam masyarakat Jawa. Jadi arti saru dalam bahasa jawa adalah suatu hal yang sebaiknya tidak dilakukan.

Baca Juga: Arti Nyawang dalam Bahasa Jawa

Misalnya berkata kotor atau misuh, beberapa orang jawa masih banyak yang menganggap hal ini tidak baik, meskipun dibeberapa tempat sudah menjadi suatu hal yang wajar.

Contoh lain misalkan kamu berkata kasar dan keras kepada orang tua, karena ini tidak sesuai dengan budaya orang Jawa yang terbiasa menghormati orang tua, maka jika ada anak yang berkata kasar atau berkata kotor kepada orang tua dinamakan perbuatan yang saru dan sebaiknya tidak dilakukan.

Sederhana saru adalah hal yang tidak pantas untuk dilakukan, sedangkan cakupannya sangat luas dimulai dari perkataan, perbuatan, atau hal-hal lainnya. Jadi ketika ada orang tua yang mengatakan itu saru, secara tidak langsung mengasih tahu kamu untuk tidak melakukan hal itu.

Baca Juga: Arti Kata Satru dalam Bahasa Jawa

Namun kalian harus ingat bahwa saru sendiri sangat berkaitan erat dengan budaya yang ada di daerah tersebut. Jadi meskipun daerah tersebut hal yang dimaksudkan masuk dalam kategori saru, namun di tempat-tempat lain mungkin tidak. Misalkan untuk daerah pesantren, kata “gateli” tentu saja masuk kedalam kata saru. Namun untuk masyarakat Suarabaya, sebagian besar tidak mengkategorikan hal ini sebagai kata saru.

Write A Comment