Tidak hanya ada dalam bahasa Indonesia, bahasa Jawa juga memiliki banyak peribahasa yang memiliki arti sangat dalam. Rata-rata peribahasa bahasa Jawa memang berasal dari nenek moyang kita, salah satunya adalah adigang adigung adiguna, meskipun umur peribahasa ini sudah lama, namun sebenarnya makna yang terkandung di dalamnya masih relate dengan kondisi sekarang lho.
Peribahasa ini bisa kamu jumpai dalam mata pelajaran bahasa Jawa, status sosial media, atau hal-hal lainnya. Dalam mata pelajaran bahasa jawa, biasanya pembahasan ini digunakan sebagai kalimat pertanyaan, seperti “adigang adigung adiguna tegese?”. Lalu apa arti peribahasa satu ini? Yuk kita bahas peribahasa yang satu ini.
Baca Juga: Becik Ketitik, Olo Ketoro Artinya?
Arti Adigang Adigung Adiguna
Adigang adigung adiguna artinya adalah mengandalkan kekuatan, kekuasaan, dan kepintaran, atau yang dalam bahasa jawa ngendelake kekuatane, keluhurane, lan kepinterane.
- Adigang: Mengandalkan Kekuatannya.
- Adigung: Membanggakan kebesarannya.
- Adiguna: membanggakan kepintarannya.
Pembahasan
Kata adigang, adigung, adiguna bukanlah sebuah anjuran, namun sebenarnya ini adalah nasehat dari nenek moyang kita untuk tidak bersikap seperti itu. Maka dari itu, dalam banyak media, peribahasa ini sering ditambahkan dengan kalimat “ojo” yang artinya jangan, sederhananya, nenek moyang kita tidak menganjurkan kita untuk bersikap seperti itu.
Jika sekarang mungkin kita sering melihat peribahasa ini di media sosial, sebenarnya peribahasa ini sejak dahulu juga sudah ada dalam berbagai macam media, salah satunya adalah karya sastra Serat Wulangreh.
Dalam serat Wulangreh, peribahasa ini digambarkan dengan hewan, dimana ketiga hewan tersebut dikatakan meninggal bersama. Berikut penggambaran hewan (kewan) dalam Serat Wulangreh yang kami maksud:
Ana Pocapanipun. (ada perumpamaanya)
Adiguna, Adigang, Adigung. (Adiguna, Adigang, Adigung)
Pan adigang kidang, adigung pan esthi. (adigan itu kijang, adigung itu gajah).
Adiguna ula iku. (adiguna itu ular).
Telu pisan mati samyoh. (ketiganya mati bersama).
Adigang dilambangkan sebagai kijang, hal ini karena hewan kijang adalah hewan yang bisa berlari dengan cepat, orang yang adigang itu diibartkan seperti kijang yang sombong dengan kekuatan larinya yang kencang.
Sedangkan adigung dilambangkan sebagai gajah, yang sombong dengan kebesaran dan kekuatan yang ia miliki.
Sedangkan adiguna dilambangkan sebagai ular, yang memiliki kepintaran, yakni berupa bisa untuk melumpuhkan mangsa.
Kesimpulannya adigang adigung adiguna adalah peribahasa yang biasanya ditujukan pada orang yang sombong dengan kelebihan yang dimiliki. Dengan peribahasa ini, nenek moyang kita mengajak untuk tetap rendah hati, meskipun memiliki banyak kelebihan. Kalau istilah anak zaman sekarang, peribahasa ini seperti hanya stay grounded.
Baca Juga: Ngluruk Tanpa Bala, Menang Tanpa Ngasorake Tegese?
Tidak kalah keren kan falsafah hidup buatan nenek moyang kita? Itu sebabnya, tidak seharusnya kita malu dengan budaya yang sudah diwariskan oleh nenek moyang, ini saatnya bagi kita untuk lebih percaya diri dan menyebarkan pesona yang sebenarnya kita miliki pada dunia.