Peribahasa

Ngluruk Tanpa Bala, Menang Tanpa Ngasorake Tegese? Sangat Dalam Arti Falsafah Ini

Pinterest LinkedIn Tumblr

Pernah mendengar istilah filosofi, dalam masyarakat Jawa hal ini dikenal dengan Falsafah yang artinya merupakan sebuah kajian yang mendasar tentang kehidupan yang biasanya digunakan oleh masyarakat untuk melihat sebuah problematika atau masalah yang ada. Dan salah satu falsafah Jawa yang cukup terkenal adalah “Ngluruk Tanpa Bala, Menang Tanpa Ngasorake” yang juga sering ditulis sebagai “Ngluruk Tanpo Bolo, Menang Tanpo Ngasorake”.

Baca Juga: Lirik Lagu Kudu Misuh Dedel Dueh Oh Gatel Karya Dalang Poer

Ini adalah salah satu falsafah yang diwariskan oleh nenek moyang kita, dan memiliki arti yang sangat arif nan bijak. Berbeda dengan peribahasa ‘Asu Belang Kalungan Wang’ yang memiliki makna negatif dan cenderung nyinyir kepada orang lain, justru falsafah ini mengajarkan kita untuk menjadi seorang ksatria sejati, sangat cocok untuk kamu yang memiliki cita-cita jadi pemimpin yang disukai bawahan atau masyarakatnya.

Arti Ngluruk Tanpa Bala, Menang Tanpa Ngasorake

Peribahasa:

Ngluruk Tanpa Bala, Menang Tanpa Ngasorake

Artinya:

Menyerang Sendiri Tanpa teman dan pasukan, menang tanpa harus merendahkan lawannya.

Pembahasan

Dalam bahasa Jawa, Ngluruk artinya adalah mendatangi. Meskipun memiliki arti mendatangi, Ngluruk bukanlah kata yang digunakan ketika kita ingin bersilaturahmi atau melepas rindu dengan teman lama, namun penggunaanya lebih kepada mendatangi untuk menyelesaikan masalah, dengan orang yang sedang berselisih. Beberapa orang juga sering mengartikan ngluruk sebagai menyerang atau melabrak.

Sedangkan Tanpo Bolo sendiri maksudnya tanpa teman, tanpa pasukan, atau tanpa anak buah. Coba amati kebiasaan kita ketika ingin menyelesaikan masalah dengan orang lain, biasanya kita akan membawa teman, sekedar untuk menemani atau membela kita disaat posisi kita sedang terjepit. Namun nenek moyang kita mengajarkan hal yang lain, yakni akan tetap berdiri dan berani meskipun tanpa teman dan pasukan.

Inilah salah satu sikap ksatria sejati yang sering digambarkan orang jawa zaman dulu. Mendatangi orang dengan banyak teman atau pasukan mungkin akan membuat nyali lawan makin menciut, namun hasil akhirnya mungkin tidak akan menyelesaikan masalah seperti yang diharapkan.

Lalu apa yang dimaksud dengan “Menang Tanpa Ngasorake?”

Menang dalam bahasa jawa dan bahasa Indonesia memiliki arti yang sama, yakni posisi kita lebih unggul dari pada lawan kita. Sedangkan “Tanpo Ngasorake” disini maksudnya adalah tidak merendahkan lawan yang sedang kalah.

Jadi meskipun kita sudah menang, kita tidak berusaha untuk mengejek atau merendahkan orang yang sudah kalah dengan kita, meskipun sebenarnya orang itu jahat kepada kita. Sikap ini sudah jarang kita lihat dalam masyarakat. Kebanyakan, ketika kita menang, kita akan merasa diri kita hebat, sombong, dan menganggap orang yang kalah adalah orang yang paling hina dan pantas untuk kita rendahkan.

Baca Juga: Arti Peribahasa Becik Ketitik Olo Ketoro dalam Bahasa Jawa

Anak muda zaman sekarang mungkin mengenal hal ini dengan kata “Respect” yakni menghormati orang lain dalam kondisi apapun. Bagaimana, sangat dalam bukan arti dari peribahasa Ngluruk Tanpa Bala Menang Tanpa Ngasorake ini? Hal ini sebenarnya juga bisa menjelaskan bahwa apa yang diwariskan oleh nenek moyang kita tidak kalah kerennya dengan idom bahasa asing atau tren yang ada di luar negeri, semoga ini bisa membuat kita lebih bangga dengan budaya dan kearifan lokal, lebih dari itu semoga kita juga tetap bisa menghormati orang lain, apapun kondisinya.

Write A Comment