Bahasa Jawa

Gatel atau Gathel? Inilah Arti Gateli dalam Bahasa Jawa dan Contoh Penggunaanya

Pinterest LinkedIn Tumblr

Dengan semakin mudahnya akses informasi membuat kita juga semakin mudah untuk mengetahui kultur dan budaya lokal yang ada disebuah daerah, dan kali ini kita akan membahas arti kata ghatel, kadang juga digunakan sebagai ghateli, namun beberapa orang yang baru mendengarnya lebih sering menangkapnya dengan kata gatel atau gateli.

Jika yang kamu cari adalah arti gateli, sebenarnya apa yang kamu cari ini lebih merujuk pada gatheli, bukan gateli, karena dalam bahasa jawa, dua kata ini memiliki arti yang berbeda. Agar lebih jelas, ada baiknya kami jelaskan arti dua kata ini ya.

Gatel atau Gathel?

Dalam bahasa Jawa gatel memiliki arti gatal, misalkan kamu baru saja memegang ulat bulu, otomatis kulit kamu akan terasa gatal, nah dalam bahasa jawa rasa gatal ini disebut dengan gatel. Lalu bagaimana dengan gathel? Gathel sendiri adalah salah satu umpatan dan bahasa keakraban yang sering digunakan masyarakat jawa dalam banyak situasi yang artinya adalah kotoran yang ada pada alat kelamin manusia. Terkait hal ini, kami jelaskan lebih detil dibawah ya.

Baca Juga: Arti Kata Dalem Sayang dalam Bahasa Jawa, Ternyata Masuk Bahasa Romantis Lho

Jadi yang benar gatel atau gathel? Jawabannya tergantung pada konteks pembicaraanya, jika yang dimaksud adalah kulitnya terasa gatal, berarti itu adalah gatel, sedangkan konteksnya lebih kepada umpatan atau sebagai bahasa keakraban, ini sebenarnya adalah gathel yang kadang juga ditulis gatheli atau gapleki.

Kata Gatheli dalam Kultur Masyarakat Jawa

Seperti yang sudah kami jelaskan diatas, arti kata gateli (ghatel) yang sebenarnya adalah nama dari kotoran yang biasanya kita temukan pada alat kelamin. Dalam bahasa ilmiah, ini sering disebut sebagai smegma. Meskipun memiliki arti yang negatif, namun kata ini sudah mengalami peluasan makna, orang-orang biasanya tidak menggunakan kata ini dalam arti yang sesungguhnya.

Kenapa bisa demikian? Mari kita ulas asal-usulnya terlebih dahulu.

Dalam beberapa literature, kata gathel dikenal sebagai salah satu kata yang sering digunakan oleh masyarakat Surabaya, meskipun saat ini sudah diadopsi oleh sebagian besar masyarakat Jawa seperti semarang, solo, jogja, dan kota-kota lainnya, sebagian besar orang Jawa akan menyebut ini dengan ‘bahasa suroboyonan’.

Inilah salah satu perbedaan bahasa orang surabaya dan orang Jawa pada umumnya. Bahasa Jawa pada umumnya dikenal sangat halus, bahkan ada beberapa tingkatan seperti bahasa ngoko dan krama alus. Tidak hanya itu, orang jawa pada umumnya juga cenderung sulit untuk berterus-terang jika apa yang disampaikan ada kemungkinan untuk menyakiti hati orang lain.

Namun tidak dengan orang surabaya, orang surabaya pada umumnya sangat egaliter, tanpa mengenal usia atau derajat, mereka akan menggap semua orang sama, dan hal ini tentu berpengaruh terhadap bahasa yang digunakan, yang beberapa orang menganggap bahasa suroboyanan agak kasar, termasuk kata gathel ini.

Meskipun arti gateli yang sebenarnya negatif, dan sensitif untuk beberapa orang, namun bahasa ini sudah menyatu dan digunakan masyarakat Jawa dalam berbagai kondisi. Bahkan sudah terlepas dari makna yang sesungguhnya.

Contoh Penggunaan Kata Gateli dalam Bahasa Jawa

Sebenarnya ini agak kontras, karena kata gateli bisa digunakan dalam berbagai situasi yang sangat berlawanan, yakni sebagai bahasa keakraban atau sebagai umpatan. Bagimana maksudnya?

Sebagai bahasa keakraban contohnya seperti ini, misalkan ada dua seorang teman lama yang sudah sangat jarang ketemu ‘Raimu Gateli, Nyandi ae Kon, tak telpon gak nyambung’. Ketika digunakan untuk berkomunikasi dengan teman lama atau orang yang sudah akrab, disini kata gateli adalah salah satu bentuk bahasa keakraban seperti bro dan lain sebagainya.

Sedangkan sebagai bahasa umpatan contohnya seperti ini, misalkan sedang tidur, dan ada pengamen yang menggedor-gedor pintu rumah, biasanya orang yang tidur tadi akan mengumpat dengan kata ‘Gathel’. Orang Jawa biasa menyebut ini dengan Misuh, jika ingin contoh lain, kamu juga bisa menyimak lirik lagu dalang poer kudu misuh yang ada juga kata gathel.

Baca Juga: Arti Kata Angel dalam Bahasa Jawa, Bukan Malaikat Lho ya

Apakah hanya dua situasi ini saja? Tentu saja tidak, kata gathel juga bisa digunakan untuk menunjukan orang yang brengsek dan nyebelin. Misalkan kamu sedang membicarakan seseorang yang hutang kepadamu dan tidak mau mengembalikan, teman kamu biasanya akan menyautinya dengan ‘Emang Gatheli Arek Iku’ yang artinya memang brengsek orang itu.

Write A Comment