Pernahkah anda menonton pertandingan sepak bola? Pada pertandingan itu, dua tim saling bersaing untuk mencetak gol sebanyak mungkin selama 90 menit. Seperangkat aturan permainan sudah ditentukan dan disepakati. Ditambah ada wasit yang menjaga pertandingan dimainkan dengan fair play. Tim yang mencetak gol lebih banyak setelah 90 menit keluar sebagai pemenangnya.
Lantas bagaimana dengan bisnis, terutama bisnis digital? Apakah ada persaingan yang pasti dalam bisnis? Apakah ada aturan yang pasti dan disepakati untuk memenangkan sebuah kompetisi bisnis? Apakah ada indikator yang pasti untuk menjadi “Nomor 1” di kompetisi?
Tentu saja jawabannya untuk semua itu adalah tidak. Tidak ada persaingan yang pasti dalam bisnis digital. Kita tidak selalu mengetahui dengan siapa kita bersaing, karena begitu luas dan terbukanya bisnis ini. Kondisi persaingan tidak tetap dan selalu berubah. Tidak ada indikator yang tetap untuk menjadi pemenang dalam bisnis digital. Bahkan terkadang penantang baru bisa meruntuhkan raksasa sekalipun.
Masih segar dalam ingatan bagaimana kisah Apple dengan IPhone nya dan Google dengan Android nya. Mereka berhasil mengubah bukan hanya kompetisi bisnis ponsel, tapi mengubah budaya berkomunikasi masyarakat dunia. Kita tahu bagaimana Kodak yang sempat menjadi “Nomor 1” di bisnis kamera dan fotografi harus gulung tikar dilibas pesaing kecil yang mengembangkan model baru dari bisnis kamera yang bernama “kamera digital”.
Selain contoh-contoh di atas, terlalu banyak contoh lain bisnis yang menjadi korban persaingan bisnis yang serba tidak pasti. Seakan mempertegas bahwa bisnis digital bukanlah finite games. Bisnis digital adalah infinite games. Untuk itu setiap pemainnya mesti memiliki visi dan misi, bahkan mental pemain infinite games untuk dapat mendapatkan “kemenangan yang sesungguhnya” dari bisnis digital. Di artikel ini, kami ulas habis untuk anda pentingnya memiliki visi infinite player dalam berbisnis.
Mengenal Visi BisnisInfinite Games
Visi bisnis ini dipopulerkan oleh konsultan bisnis dan organisasi, sekaligus penulis buku-buku best seller Amerika, Simon Sinek. Beliau menyusun teori infinite games sebagai sebuah visi bisnis sebagai bentuk pengamatannya setelah sekian lama bekerja dengan berbagai perusahaan. Mulai dari Microsoft, Apple, Google, bahkan United States Marine.
Pengalamannya malang melintang menjadi konsultan di banyak organisasi besar membuat dia menarik sebuah kesimpulan. Bisnis laksana sebuah “permainan”. Di dunia bisnis terdapat “pemain”, dan “kompetisi”. Namun Simon memberi garis yang membedakan pemain-pemain dalam permainan bisnis tersebut. Ada yang memainkan bisnisnya menggunakan finite games vision dan ada yang menggunakan infinite games vision.
Untuk dapat memahami keduanya kita harus mengkajinya dari beberapa indikator.
Kompetisi yang dimainkan.
Setiap permainan memiliki persaingan atau kompetisi, begitupun finite and infinite games. Keduanya memiliki kompetisi dengan karkteristik yang berbeda. Jenis persaingannya berbeda, cara bersaingnya berbeda, dan pesaing-pesaingnya juga berbeda.
Contoh dari kompetisi finite games sudah kami singgung di atas. Olahraga-olahraga seperti sepakbola, bola basket, baseball, balap motor, dll. Permainan yang kompetisinya dapat terbaca dengan jelas, terdapat seperangkat peraturan yang disepakati, cara memenangkan persaingannya jelas, dan setiap pemain dapat saling menganalisis pemain lainnya dalam berkompetisi.
Sedangkan contoh paling nyata dari kompetisi infinite games dapat kita lihat pada Cold War. Benar, infinite games laksana perang dingin. Pemain-pemain yang bersaing dalam perang dingin tidak bersaing secara langsung. Mereka tidak berperang terbuka, cara mereka bersaing bukanlah dengan menghancurkan satu sama lain. Mereka bersaing dan saling berkompetisi. Namun dalam kompetisi itu, mereka dituntut untuk mengalahkan diri mereka sendiri. Masing-masing pemain dituntut untuk terus berkembang, terus bergerak, dan terus berperang dengan diri sendiri.
Seperti perang dingin, infinite games dalam bisnis juga memiliki kompetisi yang kompleks. Pebisnis yang memainkan bisnisnya dengan visi infinite games, laksana sedang melakukan perang dingin. Musuh yang mereka hadapi sebenarnya bukanlah kompetitornya, melainkan dirinya sendiri. Pada hakikatnya, visi bisnis infinite games membuat pemain-pemainnya tidak bersaing dengan pesaingnya, melainkan dengan dirinya sendiri.
Tujuan bermain
Pemain yang bermain dengan visi finite games memiliki tujuan bermain untuk memenangkan permainan. Sebisa mungkin menjadi juara, sebisa mungkin menjadi nomor satu, sebisa mungkin saling menyingkirkan dan saling mengalahkan.
Tujuan bermain untuk menang dari pesaingnya membuat para pemain finite games memainkan permainannya hanya sebatas “menyesuaikan ritme permainan” dari pesaingnya. Mereka akan menganalisis betul tiap langkah yang diambil pesaingnya, mencari kelemahannya, dan mengalahkannya. Tujuan bermain untuk menang, membuat pemain finite games sibuk dengan ritme permainan pesaingnya.
Sedangkan pemain yang bermain dengan visi infinite games memiliki tujuan bermain bukan untuk memenangkan permainan. Mereka bermain untuk “selama mungkin bermain”. Semakin lama mereka bermain, semakin teruji kemampuan bertahan mereka dari ujian dinamika zaman, semakin besar kebermanfaatan yang publik rasakan dari kehadiran mereka dalam persaingan, membuat semakin besar value mereka. Semakin besar value bisnis otomatis meningkatkan keuntungan dari bisnis mereka.
Tujuan bermain untuk “selama mungkin bermain” membuat para infinite player bersaing dengan dirinya sendiri. Mereka dituntut untuk terus berkembang dan terus memperbesar kebermanfaatan mereka. Mereka tidak perduli dengan apa yang dilakukan pesaingnya, mereka tidak bermain untuk “menyesuaikan ritme permainan orang lain”, mereka bermain dengan ritme permainannya sendiri bahkan dalam beberapa kondisi berhasil mengubah total ritme permainan, mengobrak-abrik industri yang sudah mapan, dan mengubah cara manusia hidup.
Para infinite player tidak bermain di kompetisi yang sama dengan finite player. Walaupun mereka sangat mungkin berada pada industri yang sama, namun sebenarnya mereka bersaing di kompetisi yang berbeda. Namun ketika finite player memutuskan untuk bersaing berhadap-hadapan dengan infinite player, jangan tanya siapa pemenangnya. Karena kita pasti tahu siapa yang akan selalu terseret-seret mengikuti ritme permainan industri. Dan siapa yang dalam sekejap dapat mendobrak dan merombak total ritme permainan serta industri yang menjadi arena permainan bisnis mereka.
Cara kerja infinite games
Simon Sinek membagikan pandangannya tentang cara kerja dari visi bisnis infinite games dalam acara Google Talks beberapa tahun silam dengan memberikan sebuah contoh nyata. Dalam pidatonya, beliau menggambarkan pengalamannya ketika bekerja dengan Microsoft dan Apple.
Ketika beliau bekerja bersama Microsoft, Simon mengatakan bahwa 70% isi dari tiap presentasi dan rapat-rapat direksi perusahaan adalah pembahasan tentang bagaimana caranya mengalahkan Apple. 70% pimpinan perusahaan memfokuskan pandangan untuk bersaing dan memenangkan persaingan melawan Apple dan 30% lainnya terpecah untuk mengatasi kekurangan pada perusahaan mereka sendiri dan melakukan inovasi independen.
Dari contoh pertama kita tahu, bahwa visi bisnis yang digunakan Microsoft adalah finite games. Cara kerja dari visi ini adalah memfokuskan pandangan pada persaingan. Mereka menyusun serangkaian strategi untuk menjadi lebih baik dari pesaing mereka dan memenangkan persaingan.
Lalu Simon menyampaikan contoh keduanya. Beliau menjabarkan pengalamannya ketika bekerja sebagai dengan Apple. Simon mengatakan bahwa 100% presentasi dan rapat-rapat direksi Apple membahas tentang inovasi apa lagi yang harus mereka lakukan agar produk mereka lebih baik dan lebih bermanfaat. Mereka fokus bekerja sesuai rel yang ditetapkan dalam filosofi usahanya, membuat teknologi menjadi sesederhana mungkin, dengan manfaat sebesar-besarnya.
Dari contoh kedua kita tahu, bahwa visi bisnis yang Apple pakai adalah infinite games. Mereka tidak perduli dengan apa yang dilakukan oleh pesaingnya. Mereka sibuk memfokuskan diri untuk terus berkembang sesuai filosofinya sendiri.
Untuk menguji kesimpulannya Simon menguji pola pikir salah satu midle manager Apple saat berada di taksi yang sama ke sebuah restoran. Saat itu, Simon menunjukan sebuah Microsoft Zune, produk terbaru Microsoft saat itu. Simon mengembangkan produk Microsoft yang menurutnya lebih unggul dibandingkan Ipod Touch, produk Apple yang serupa. Simon ingin tahu, apa respon manajer tingkat menengah Apple ketika dipancing untuk membahas produk pesaingnya yang lebih unggul dari produknya.
Bukan respon kaget dan respon kepo yang keluar dari mulut manajer itu seperti yang diinginkan Simon. Justru dengan santai dia mengatakan, “I have no doubt”, lalu obrolanpun selesai. Manajer Apple itu bukan saja tidak perduli dengan produk yang ditunjukan Simon, bahkan mengakui bahwa produk tersebut lebih bagus dibandingkan produk serupa yang dikeluarkan perusahaannya.
Contoh tersebut seharusnya sudah membuka pikiran kita tentang bagaimana seharusnya isi pikiran, dan cara pandang dari pemain infinite games ditata. Bukan hanya pada level pimpinan tertinggi, namun hingga pada level-level manajerial paling bawah.
Implemantasi Infinite Games pada Bisnis Digital
Mari kita pelajari sebuah contoh penerapan infinite games di industri yang sudah mapan berdiri. Costco salah satu perusahaan yang bergerak di industri retail dengan model wholesale terbaik di Amerika. Tahun 2019 perusahaan ini memiliki member lebih dari sembilan juta orang dan telah membuka toko-toko mereka di lebih dari 750 lokasi di seluruh dunia.
Di tahun-tahun pertama bisnis ini dirintis, James Sinegal sebagai founder Costco dikritik habis-habisan oleh Wall Street. Bahkan Model bisnis Costco menjadi bahan tertawaan beberapa analis saham pada saat itu. Namun respon yang tidak terduga dilontarkan Jim kepada pengkritiknya.
“Aku tidak perduli dan tidak akan pernah pernah perduli dengan apa yang Wall Street katakan tentang perusahaanku dalam sebulan, satu kwartal dan satu tahun kedepan. Aku hanya perduli dengan bagaimana perusahaan ini dapat terus berjalan, dan akan jadi apa perusahaan ini dalam lima puluh tahun kedepan!”
Keyakinan Jim terbukti. Costco menjadi pemain besar dalam bisnis Wholesale di Amerika dan dunia. Lalu apa yang dapat kita tarik dan kita pelajari untuk mengimplementasi infinite games di perusahaan anda. Mari kita ulas lebih dalam.
1. Create intangible vission, tough to measure.
Kunci pertama para pemain inifinity games dalam dunia bisnis adalah memiliki visi dalam bisnis mereka. Visi ini berupa tujuan besar, grand plan, masa depan perusahaan untuk terus bermain dan berbisnis selama mungkin.
Keberadaan visi bisnis ini adalah syarat mutlak. Visi yang dibangunpun mestilah visi yang tidak mudah, bila perlu tidak bisa hancur, dan terombang-ambing dibawa oleh dinamika zaman. Sehingga perusahaan anda tetap dapat hidup di zaman apapun. Visi ini juga mestilah original dan benar-benar menunjukan prinsip yang dipegang teguh oleh perusahaan anda.
Bukankah anda juga hanya mau berteman dekat dengan orang-orang yang “jujur” dan menjadi dirinya yang original, apa adanya di hadapan anda. Anda berharap teman anda dapat anda percaya. Kepercayaan anda tumbuh karena anda sudah memahami karakter teman anda.
Begitupula anda seharusnya dalam berbisnis. Pelanggan setia mencari teman yang mereka percaya untuk bersama meningkatkan kualitas hidup mereka. Mereka butuh perusahaan dengan visi, dengan karakter yang orisinal, jujur, dan kuat.
Bagaimana mungkin mereka bisa percaya pada orang yang sikap dan pendiriannya berubah-ubah. Begitupun, bagaimana pelanggan bisa percaya pada perusahaan yang visi dan tujuan berbisnisnya tidak jelas, sekadar mencari untung dan tidak orisinil.
Kalau anda butuh contoh, silahkan perhatikan apa yang dilakukan Harley Davidson, Porsche, dan Apple. Ketiga perusahaan ini memiliki visi bisnis yang jelas. Mereka memiliki karakter yang tidak akan pernah bisa ditiru oleh perusahaan lain. Dan mereka berkomitmen untuk tidak mengubah karkater itu meskipun teknologi dan zaman terus berubah.
2. Making value base decission, all the time! Not reactive decission.
Langkah berikutnya setelah menetapkan visi bisnis dan karakter perusahaan anda adalah menerapkannya pada tiap keputusan yang anda ambil. Pemain infinite games tidak bermain untuk mengikuti permainan kompetisi. Tiap keputusan yang infinite player ambil selalu atas dasar visi dan tujuan berbisnis.
Risikonya jelas pemain-pemain infinite games seolah “tidak selamanya memenangkan kompetisi”. Seolah-olah para pesaingnya dapat menciptakan produk yang lebih baik dibanding produk yang mereka siapkan.
Namun infinity player tidak akan panik. Mereka tidak akan menyalahkan kompetisi, dan tidak akan pernah fokus untuk mengalahkan kompetisi. Mereka hanya akan fokus untuk melakukan semua hal yang diperlukan sesuai dengan visi dan tujuan berbisnis mereka.
Infinity player tidak membiarkan kebijakan mereka didikte oleh kompetisi. Merekalah yang mengendalikan diri mereka sendiri, sambil terus berusaha berinovasi. Hingga di waktu yang tepat mereka menggebrak kompetisi dan mengubah keadaan selamanya.
3. What is your competition? Competition is yourself!
Perlu sekali lagi kami pertegas, infinite player berprinsip untuk tidak berkompetisi dengan siapapun. Mereka hanya berkompetisi dengan diri mereka sendiri. Mereka tidak terlalu peduli bila di satu titik pesaing mereka menyalip mereka. Mereka hanya khawatir seandainya mereka sudah tidak memiliki daya dan sumber daya untuk terus memperbaiki diri, dan berinovasi.
Kunci kemenangan para infinite player bukanlah menjadi nomor satu. Siapapun bisa menjadi nomor satu dalam bidang atau dalam waktu yang mereka tentukan sendiri. Apa bagusnya menjadi nomor satu tahun ini, namun lima atau sepuluh tahun kemudian harus bankrut. Mungkin karena kehabisan sumber daya, bisa juga karena model bisnis dalam kompetisi yang mereka kejar sudah tidak valid lagi. Karena kompetisi mapan yang mereka kejar sudah didobrak dan dihancurkan oleh para infinite player. Baiknya kita ingat-ingat selalu contoh Nokia dalam hal ini.
Apakah manajemen hari ini sudah lebih efisien dari bulan lalu? Apakah bulan ini sudah lebih produktif dibanding bulan lalu? Apakah perbaikan dan upgrade sudah dilakukan untuk selalu membuat produk menjadi lebih baik? Apakah inovasi sudah berhasil dilakukan sehingga siap mengubah keadaan menjadi lebih baik? Apakah value perusahaan dalam memperbaiki kehidupan manusia hari ini sudah lebih baik dibanding kemarin?
Itulah pertanyaan-pertanyaan yang akan terus ditanyakan oleh para infinite player. Pertanyaan untuk terus berkompetisi dengan diri sendiri. Seperti para pendaki yang tidak perlu berkompetisi dengan gunung untuk sampai ke puncak. Cukup berkompetisi dengan diri sendiri untuk terus bertahan, tidak menyerah, dan menguasai keadaan.
4. Build good and stable work system
Menyetel perusahaan sebagai infinite player sangat berat. Anda perlu pastikan setiap level pimpinan dari perusahaan anda memiliki visi yang sama dengan visi perusahaan yang sudah disetel infinite. Apabila di taraf eksekutif perusahaan anda sudah pastikan mampu menerapkan kebijakan yang berorientasi infinite games, seperti dibahas poin ketiga di atas. Kini langkah berikutnya adalah menata visi manajemen dan karyawan anda untuk bekerja dengan infinite player vision.
Untuk melakukan itu, anda perlu membangun sebuah sistem kerja yang baik dan stabil. Anda mesti pastikan karyawan anda tidak sekadar bekerja untuk mengejar target. Anda perlu pastikan karyawan anda nyaman dan loyal bekerja untuk anda. Sehingga mereka akan mengeluarkan semua kemampuan yang mereka miliki untuk membantu perusahaan anda.
Mari kita lihat perbandingannya. Apakah anda memilih seorang karyawan yang performanya menanjak secara drastis bulan ini lalu menurun drastis bulan depan? Mencapai target bulan ini lalu jauh dari target bulan depan? Karyawan yang melakukan apapun, termasuk cara-cara curang untuk sekadar mendapatkan poin lebih dari manajemen untuk mendapat bonus lebih atau naik pangkat? Tipe karyawan seperti itu, sebrilian apapun resume nya, tidak boleh ada dalam barisan anda.
Mereka hanya akan menjadi racun bagi visi infinite games yang perusahaan anda mainkan. Ingat anda memainkan visi bisnis yang seolah tanpa kompetisi. Perusahaan anda berkompetisi dengan perusahaan anda sendiri. Oleh karenanya, karyawan anda juga harus berkompetisi dengan dirinya sendiri. Bukan saling berkompetisi dengan sesama karyawan di perusahaan anda.
Anda butuh karyawan yang performanya stabil. Terus tumbuh dan terus belajar. Sekali dua kali tidak mencapai target, namun mengevaluasi apa yang menjadi kekurangannya. Hingga pada akhirnya menjadi lebih baik dan semakin bisa diandalkan. Anda butuh karyawan yang tidak bekerja untuk berkompetisi dengan target. Anda butuh karyawan yang juga infinite player. Karyawan yang terus tumbuh dan belajar.
Untuk itu anda perlu membangun sistem kerja dan manajemen yang mendukung karyawan-karyawan infinite player itu tumbuh. Jangan berikan bonus sekadar bagi karyawan yang mencapai target namun performanya naik turun. Apalagi berkompetisi dengan sesama karyawan. Tidak perlu ragu, pecat saja mereka.
Sebaliknya, berikanlah bonus pada karyawan yang kinerjanya terus membaik secara alamiah, berproses dan bertumbuh dengan stabil. Sehingga dia termotivasi untuk terus meningkatkan kualitasnya.
Selain itu, anda juga mesti membuat sebuah atmosfer kerja yang aman bagi karyawan untuk tumbuh. Perusahaan anda tidak akan bertahan lama bila hanya menekan karyawan untuk sekadar mencapai target, lalu memecat yang tidak mencapai target walaupun performanya membaik.
Sangat dibutuhkan kemampuan memimpin dan membina yang ulung. Anda membutuhkan karyawan yang percaya pada visi anda, percaya bahwa mereka aman untuk tumbuh, dan tidak khawatir dipecat bila tidak mencapai target yang diperlukan. Namun mereka juga sadar bahwa mereka dalam bahaya bila tidak bisa memperbaiki diri dan performa.
Padukan sistem ini dengan artikel yang saya ulas beberapa waktu lalu yakni flat manajemen organization model. Anda pasti rasakan atmosfernya bekerja dalam rasa saling percaya. Bekerja dengan mengejar visi yang sama. Bekerja untuk tumbuh bersama. Dan anda akan rasakan sendiri kinerja manajemen bisnis digital anda dalam jangka panjang.
5. See the forrest and see the tree.
Langkah terakhir dalam menerapkan visi bisnis infinite games pada bisnis digital adalah memastikan anda memiliki pandangan yang jauh dan di dekat di saat yang sama. Anda perlu kondisi hutan yang luas membentang dari puncak pohon tertinggi, lalu menentukan kemana perusahaan anda akan menuju. Di saat yang sama, anda perlu merasakan sendiri dan melihat perjuangan dari tanah.
Anda perlu merasakan tiap rintangan dan hambatan yang nyata dialami oleh manajemen dan karyawan anda. Anda perlu tahu masalah apa yang membuat mereka sulit berkembang dan mengembangkan perusahaan. Anda harus turun ke tanah dan melihat pohon-pohon yang menghalangi laju perusahaan anda dalam berbisnis.
Semua visi bisnis anda. Semua briefing yang terus anda lakukan di tingkat pimpinan. Semua sistem kerja yang sudah anda set mendukung produktivitas karyawan bertumbuh dalam bingkai infinite games. Semuanya bisa rusak seketika bila anda luput melihat masalah jangka pendek dan gagal membereskannya. Semuanya bisa percuma bila anda tidak berada di bawah untuk memeriksa dan memastikan keadaan.
Keberadaan anda di bawah bukan untuk mengintimidasi, apalagi mencampuri kinerja karyawan. Pastikan kehadiran anda membuat karyawan anda mampu merasa semuanya baik-baik saja karena para pimpinan juga berjuang bersama mereka. Hadir bersama mereka, berjuang di tanah. Bukan sekadar mengamati dari puncak perusahaan anda.
Demikian ulasan kami tentang visi berbisnis infinite games. Visi ini mungkin tidak akan membawa anda melesat dan memenangkan apapun dalam waktu singkat. Namun visi ini menjamin bisnis anda mampu membuat produk dengan karakter kuat, terus bertahan dan menghasilkan keuntungan dalam kondisi sesulit apapun namun juga memberikan benefit pada orang lain.
Sisanya, anda yang memilih. Menjadi pemenang dalam persaingan semu, atau menjadi pemenang sebenarnya melawan diri anda sendiri. Selamat berbisnis dan tunggu artikel selanjutnya..
Baca artikel menarik lainnya dari Hermawan atau lihat di kategori Growt Hacking.